TOKOH PENEMU DAN PERINTIS DUNIA

September 4, 2016

Penemu Mesin Fotocopy - Chester F. Carlson


Fotocopy adalah mesin pengganda dokumen yang sangat cepat. Dengan mesin ini, kita tidak perlu susah payah menggandakan sebuah dokumen seperti undangan, makalah, diktat, dan lain sebagainya.

Tahukan Anda siapa penemu mesin yang sangat bermanfaat itu? Ya, penemu mesin fotocopy adalah bernama Chester F. Carlson.
Chester F. Carlson - Penemu Mesin Fotocopy
Chester F. Carlson
Chester F. Carlson lahir di Seattle, Amerika Serikat pada 8 Februari 1906. Orang tuanya adalah tukang cukur. Kondisi ekonomi keluarga yang sulit memaksanya bekerja paruh waktu pada usia 14 tahun. Sejak belia, Carlson memiliki pemikiran yang maju dan rasa keingintahuan yang tinggi. Dengan usahanya sendiri, Carlson berhasil meraih gelar sarjana fisika dalam waktu dua tahun di Institut Teknologi California. Selepas kuliah, Carlson sempat berganti-ganti pekerjaan.

Terakhir, ketika bekerja sebagai analis paten di Mallory & Co., Carlson juga nyambi kuliah pada malam hari di Fakultas Hukum di Sekolah Tinggi New York. Setelah mendapat gelar sarjana hukum, ia terpilih menjadi Menejer Departemen Paten di Mallory. Namun hasilnya ternyata hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadinya saja.

Pada awal pernikahannya, ia harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Timbul keinginannya untuk menciptakan sesuatu yang 'besar' agar bisa memberikan sumbangan berarti bagi dunia, sekaligus keuntungan besar bagi dirinya. Namun ia masih belum bisa membayangkan penelitian apa yang akan dilakukan.

Dalam pekerjaan, Carlson menemukan kenyataan bahwa belum tidak pernah tersedia dengan cukup karbon pengopi guna mencatat spesifikasi paten, dan tidak ada cara cepat mendapatkan tambahan karbon. Pilihannya jelas melakukan pencetakan dengan biaya mahal, atau menulis ulang dokumen-dokumen tersebut, dilanjutkan dengan waktu pengoreksian yang memakan waktu sangat lama. Saat itulah muncul pemikiran Carlson, tentang betapa pentingnya sebuah alat pengganda dokumen secara cepat.

Berangkat dari itulah, Carlson kemudian tenggelam dalam serangkaian pembacaan literatur fotografi, sejumlah penelitian, dan percobaan. Bahkan untuk mengejar impiannya itu, Carlson membuat sebuah laboratorium kecil dekat Astoria dan mempekerjakan seorang Imigran asal Jerman sebagai asistennya. Hasilnya ia menemukan teknik penggandaan dokumen yang disebut xerografi.

Carlson segera mematenkan hasil kerjanya karena khawatir akan adanya penemuan serupa dari orang lain. Namun kekhawatirannya tidak terbukti. Tidak ada satupun peneliti yang menggeluti bidang itu. Bahkan tak banyak yang percaya akan manfaat xerografi yang diciptakannya. Sentimen negatif itu membuat Carlson kesulitan mendapatkan perusahaan yang bersedia mengembangkan penemuannya. Dalam rentang waktu antara tahun 1939-1944, ia ditolak lebih dari 20 perusahaan termasuk IBM, GE, dan RCA. Itu membuat Carlson sempat hampir putus asa dan melupakan saja penemuannya. Namun setiap kali ia mengingat dan merasa penemuannya itu terlalu penting untuk diabaikan, Carlson kembali terpacu untuk mengembangkannya.

Tahun 1944, Battele Memorial Institute, sebuah lembaga riset nirlaba tertarik pada penemuan Carlson. Mereka lalu menandatangani nota kesepahaman pembagian royalti dan mulai mengembangkan penemuan Carlson hingga menjadi produk aplikatif. Tahun 1947, Battele menjalin kerjasama dengan Haloid, sebuah perusahaan kecil penghasil kertas foto yang kelak berubah nama menjadi Xerox. Haloid diberi hak memproduksi mesin-mesin fotokopi dengan prinsip xerografi.

Tahun 1959, atau 21 tahun setelah Carlson menemukan xerografi, diluncurkan mesin fotocopy canggih pertama yang diberi nama 914. Mesin ini memiliki kemampuan mengopi dokumen secara cepat hanya dengan menekan sebuah tombol. Selain itu, pembuatan dan penjualan mesin fotocopy berkembang menjadi industri raksasa. Carlson pun menjadi terkenal, dihormati, dan tentu saja sangat kaya. Semuanya ia terima dengan kerendahan hati.
Xerografi 914 karya Chester F. Carlson
Xerografi 914
Kekayaan Carlson dari penemuan spektakulernya mencapai lebih dari 150 juta dolar AS. Sebelum meninggal, ia sempat menyumbangkan sekitar 100 juta dolar AS ke berbagai yayasan dan lembaga amal.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih telah berkunjung di blog ini. Berkomentarlah yang baik dan sopan. Beritahu saya bila ada kesalahan informasi yang saya tuliskan mengenai sejarah penemu yang ada di blog ini.