TOKOH PENEMU DAN PERINTIS DUNIA

October 3, 2016

Penemu Radioaktif Polonium dan Radium - Marie Curie


Marie Curie bersama suaminya, Pierre Curie, dikenal sebagai ilmuwan yang menekuni bidang radioaktif. Dua kali mendapat Nobel, dia menemukan unsur radioaktif polonium dan radium.
Penemu Radioaktif Polonium dan Radium - Marie Curie
Marie Curie
Marie Curie lahir di Warsawa, Polandia, pada tahun 1867. Dia merupakan bungsu dari lima bersaudara. Nama aslinya adalah Manya Slowdowska. Saat dia berusia sembilan tahun, kakaknya yang bernama Zoshia meninggal dunia. Dua tahun kemudian giliran ibunya yang meninggal dunia karena penyakit TBC.

Pada tahun 1891, Marie Curie pergi ke Prancis. Disana dia melanjutkan studi sainsnya di Sorbonne, dimana dia mula-mula belajar fisika pada tahun 1893. Di Prancis, dia mengubah namanya menjadi Marie. Lalu pada tahun 1894, Marie menikah dengan Pierre Curie sehingga namanya berubah menjadi Marie Curie.

Mengikuti penemuan sinar X oleh Wilhelm Rontgen dan penemuan emisi radiasi baru dari uranium pada tahun 1896 oleh Antonie Becquerel, Marie Curie mengalihkan perhatiannya pada kemungkinan adanya elemen-elemen lain yang memancarkan cahaya-cahaya ini. Pada tahun 1898, dia menemukan bahwa beberapa cahaya dipancarkan dalam kekuatan yang tidak terkira oleh kandungan uranium dalam bijih-bijih mineral yang disebutnya dengan nama "radioaktif".

Marie bersama suaminya kemudian berusaha keras untuk mengurangi bijih-bijih uranium secara kimiawi. Mereka berulang kali melarutkan dan mengkristalkannya untuk mengonsentrasikan komponen yang tidak dikenal.

Pada akhirnya mereka memperoleh sedikit bahan yang menjadi sumber radiasi. Dari spektrum bahan ini, mereka membuktikan adanya sebuah elemen baru yang diberi nama "polonium". Dalam eksperimen pembuktian lanjutan, mereka menemukan elemen radioaktif tertinggi kedua yang mereka namakan "radium".

Pada tahun 1903, pasangan Curie bersama Antonie Bacquerel memperoleh Hadiah Nobel di Bidang Fisika. Sayangnya tiga tahun kemudian, Pierre Curie meninggal dalam sebuah kecelakaan di jalan raya. Setelah kematian suaminya, Marie Curie melanjutkan usaha teoritisnya dalam bidang radioaktif. Dia memperkenalkan kepada fisika, istilah "desintegrasi" (pembelahan sebuah atom pada radioaktif), dan "transmutasi" (perubahan radioaktif dari sebuah atom dengan elemen yang berbeda). Atas prestasinya itu, pada tahun 1911, dia menerima Hadiah Nobel untuk Bidang Kimia.

Sepanjang Perang Dunia II, Marie Curie memainkan peran aktifnya dalam penggunaan radiasi untuk keperluan medis. Dia mempromosikan kegunaan radium bagi dunia medis dan memfasilitasi pembentukan institut terapi radium di Prancis, Polandia, Amerika Serikat, dan tempat-tempat lain.

Pada tahun 1920-an, kesehatan Marie Curie merosot tajam dan sempat menjalani beberapa operasi katarak. Karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya radioaktif, dia telah berhadapan dengan dosis besar radiasi sepanjang karirnya. Sebagai konsekuensinya, pada tahun 1934, Marie Curie meninggal dunia karena anemia aplastik di Sanatorium Alpina.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih telah berkunjung di blog ini. Berkomentarlah yang baik dan sopan. Beritahu saya bila ada kesalahan informasi yang saya tuliskan mengenai sejarah penemu yang ada di blog ini.